Bosen rasanya setiap hari dan setiap empat tahun sekali kalau melihat baliho-baliho bertebaran di pinggir jalan. Gak sedep dipandang mata. Antar baliho yang berisi iklan dan foto-foto caleg tumpah ruah, ada yang bergelantungan di pohon-pohon, di tiang listrik, ditancepin ditrotoar. Gak muat sekalian aja orangnya di gantung disitu juga. Udah mirip kuntilanak nangkring di pohon. Mending kalau fotonya girlband dan boyband korea. Bening-bening coy .. :D
Bukan apa-apa. Indonesia gimana mau terlihat bersih dan asri, urusan baliho di pinggir jalan gak bisa diurus dengan baik. Padahal itu salah satu bentuk penghilang jenuh, kalau kita habis pulang kerja, pulang sekolah, pulang ngajar dan lain sebagainya. Kalau kanan kiri sudah gak sedep dipandang mata, liat aja para pengguna kendaraan di jalanan. Yang ada sikut kanan sikut kiri biar cepet sampe rumah. Mana udara panas banget, kalau siang hari serasa matahari diatas ubun-ubun. Dan kaalau malam hari serasa nguap antara panas karena polusi udara dan dinginnya angin malam.
Sebenarnya baliho bisa menambah pendapat daerah, tapi kan bisa dibuat lebih rapih dan gak semrawut. Bagi saya itu juga termasuk mengganggu lalu lintas. Pokoknya Pemerintah Indonesia harus bisa merubah sistem, paling tidak bisa dimulai dari baliho. Kalo egak segera dirubah, makin lama makin tenggelam dengan negara lain.
Di jepang kita bisa lihat jalanan, dan trotoarnya yang bersih dan kendaraan umum yang dicat dengan bermacam-macam karakter mulai dari doraeomen, pokemon, rilakuma dsb. Negara lain mendapatkan pendapat daerah juga dari denda. Denda karena baliho misalnya, denda karena buang sampah, denda karena merokok sembarangan. Pemerintah Indonesia paling tidak juga bisa meniru, meniru kebaikannya dari sitem tata kota. Menciptakan lingkungan bersih dan harus tegas menerapkan peraturan itu urusan pemerintah. Saya yakin banget kalau pemerintahnya tegas untuk urusan peraturan saja, lambat laun rakyatnya sadar diri. Apalagi kalau bisa menyediakan kendaraan umum secara massal. Otomatis rakyatnya akan berhenti menggunakan kendaraan pribadi. Anak-anak pasti lebih senang naik bus yang bergambar daripada mobilnya sendiri. Gak ada lagi istilah sikut kanan sikut kiri. Bisa saja kan pemerintah daerah memanfaatkan pekerja seni yang suka nyoret-nyoret tembok jalanan agar trotoar dan jalanan lebih terlihat lebih kece. Gak perlu beli lagi kendaraan umum yang banyak ke negara lain, yang ada diperbaiki dan dipercantik. Teknisi dan yang ahli permesinan di Indonesia kan banyak. Yang bisa desain juga banyak. Menurut saya, cukup itu saja dimanfaatkan dengan baik, saya rasa Indonesia bisa berubah dalam jangka satu tahun.
Urusan perang iklan dan perang partai gak masalah. Yang menjadi masalah itu karena tempat. Andai saja ada satu tempat khusus yang memadai untuk sekedar iklan dan baliho-baliho. Itu sudah jauh dari kesan kumuh.
Tahun ini adalah waktu yang tepat untuk mencari pemimpin baru, tinggal menghitung hari. Akan berakhir dengan pemimpin yang sama atau egak, ada di tangan kita juga. Satu suara menentukan Indonesia empat tahun kedepan.
Bukan berarti saya berbicara seperti ini, saya calon anggota dewan
Saya bukan caleg, saya juga bukan capres, hanya ingin sekedar berbagi tentang perspektif saya mengenai baliho yang gak bisa disusun dengan rapi oleh pemerintah daerah kita.
Semoga dengan pergantian pemimpin ini akan ada nafas segar di jalanan tentang semrawutnya baliho. Barangkaaliii baliho-baliho yang berserakan, besok akan tersusun rapih jika sudah berganti pemimpin. #semoga
Pesan saya cuma satu
#Jangan Golput Kakaa :D
Dudu
BalasHapus