Maret 30, 2014

#Perang Baliho

Bosen rasanya setiap hari dan setiap empat tahun sekali kalau melihat baliho-baliho bertebaran di ‎pinggir jalan. Gak sedep dipandang mata. Antar baliho yang berisi iklan dan foto-foto caleg tumpah ‎ruah, ada yang bergelantungan di pohon-pohon, di tiang listrik, ditancepin ditrotoar. Gak muat ‎sekalian aja orangnya di gantung disitu juga. Udah mirip kuntilanak nangkring di pohon. Mending ‎kalau fotonya girlband dan boyband korea. Bening-bening coy .. :D

Bukan apa-apa. Indonesia gimana mau terlihat bersih dan asri, urusan baliho di pinggir jalan gak bisa ‎diurus dengan baik. Padahal itu salah satu bentuk penghilang jenuh, kalau kita habis pulang kerja, ‎pulang sekolah, pulang ngajar dan lain sebagainya. Kalau kanan kiri sudah gak sedep dipandang ‎mata, liat aja para pengguna kendaraan di jalanan. Yang ada sikut kanan sikut kiri biar cepet sampe ‎rumah. Mana udara panas banget, kalau siang hari serasa matahari diatas ubun-ubun. Dan kaalau ‎malam hari serasa nguap antara panas karena polusi udara dan dinginnya angin malam.‎

Sebenarnya baliho bisa menambah pendapat daerah, tapi kan bisa dibuat lebih rapih dan gak ‎semrawut. Bagi saya itu juga termasuk mengganggu lalu lintas. Pokoknya Pemerintah Indonesia ‎harus bisa merubah sistem, paling tidak bisa dimulai dari baliho. Kalo egak segera dirubah, makin ‎lama makin tenggelam dengan negara lain. ‎

Di jepang kita bisa lihat jalanan, dan trotoarnya yang bersih dan kendaraan umum yang dicat dengan ‎bermacam-macam karakter mulai dari doraeomen, pokemon, rilakuma dsb. Negara lain mendapatkan ‎pendapat daerah juga dari denda. Denda karena baliho misalnya, denda karena buang sampah, ‎denda karena merokok sembarangan. Pemerintah Indonesia paling tidak juga bisa meniru, meniru ‎kebaikannya dari sitem tata kota. Menciptakan lingkungan bersih dan harus tegas menerapkan ‎peraturan itu urusan pemerintah. Saya yakin banget kalau pemerintahnya tegas untuk urusan ‎peraturan saja, lambat laun rakyatnya sadar diri. Apalagi kalau bisa menyediakan kendaraan umum ‎secara massal. Otomatis rakyatnya akan berhenti menggunakan kendaraan pribadi. Anak-anak pasti ‎lebih senang naik bus yang bergambar daripada mobilnya sendiri. Gak ada lagi istilah sikut kanan ‎sikut kiri. Bisa saja kan pemerintah daerah memanfaatkan pekerja seni yang suka nyoret-nyoret ‎tembok jalanan agar trotoar dan jalanan lebih terlihat lebih kece. Gak perlu beli lagi kendaraan umum ‎yang banyak ke negara lain, yang ada diperbaiki dan dipercantik. Teknisi dan yang ahli permesinan di ‎Indonesia kan banyak. Yang bisa desain juga banyak. Menurut saya, cukup itu saja dimanfaatkan ‎dengan baik, saya rasa Indonesia bisa berubah dalam jangka satu tahun.‎

Urusan perang iklan dan perang partai gak masalah. Yang menjadi masalah itu karena tempat. Andai ‎saja ada satu tempat khusus yang memadai untuk sekedar iklan dan baliho-baliho. Itu sudah jauh dari ‎kesan kumuh.‎

Tahun ini adalah waktu yang tepat untuk mencari pemimpin baru, tinggal menghitung hari. Akan ‎berakhir dengan pemimpin yang sama atau egak, ada di tangan kita juga. Satu suara menentukan ‎Indonesia empat tahun kedepan.‎

Bukan berarti saya berbicara seperti ini, saya calon anggota dewan
Saya bukan caleg, saya juga bukan capres, hanya ingin sekedar berbagi tentang perspektif saya ‎mengenai baliho yang gak bisa disusun dengan rapi oleh pemerintah daerah kita.‎

Semoga dengan pergantian pemimpin ini akan ada nafas segar di jalanan tentang semrawutnya ‎baliho. Barangkaaliii baliho-baliho yang berserakan, besok akan tersusun rapih jika sudah berganti ‎pemimpin. #semoga‎

Pesan saya cuma satu
‎#Jangan Golput Kakaa :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar