Februari 06, 2012

Cerita Sarah

Ibu duduk sebentar di beranda rumah , rumah panggung yang bersih dan luas , sebuah rumah kediaman paling baik di seluruh dunia , bagi Aulia . Aulia sudah pulang beberapa hari ini di rumahnya , bertemu dengan ibu dan adiknya satu-satunya yang masih SMA , Aisya Sarah , nama yang sangat cantik bukan.
Di beranda rumah ibu sedang merajut , mengaitkan benang demi benang menjadi sebuah harmoni penuh kecintaan , syal penuh cinta , untuk putri nya Aulia. Adegan yang mengharukan , Aulia membawa secangkir teh hijau panas untuk Ibunya.
Ini hari yang baik untuk bercerita.
Ibu membuka pembicaraan yang tidak diduga, tentu bukan topik yang Aulia ingin bicarakan
“Ibu berharap kamu mengakhiri hubunganmu dengannya“,ucap Ibu datar.
Aulia tergugup , tidak berani membantah , lebih baik mendengarkan , begitulah ia menunjukkan rasa cintanya kepada ibu.
“Kau tahu Nak,tidak ada hubungan laki-laki dan perempuan yang halal sebelum nikah?” lanjut ibunya .
“Kau sebut apa hubunganmu itu , kau katakan bukan pacaran , tapi apa bedanya ? sama saja “, ucap ibu sangat datar , tapi tidak bagi Aulia.
“Ibu khawatir , hal yang kau lakukan itu akan menjadikan dirimu bebal , tidak mau menerima , dan ditutup pemahaman di otakmu itu untuk menerima ilmu dan nasihat yang baik. Allah menutup seluruh pintu hidayah dan pemahamanmu atas hal-hal yang benar”, ibu menghentikan rajutannya dan menatap Aulia penuh kasih sayang .
“Kau sebut apa hubunganmu itu ? Kau katakan kepada ibu , bukan pacaran , tapi sama saja bukan , kau sering pergi dengannya berdua “,ibu menghentikan bicarannya.
“Nak,laki-laki yang baik akan memberikanmu kepastian dan menjagamu dari murka Allah , dia mengatakan dia mencintaimu bukan masalah , tapi mewujudkan cintanya dalam bentuk perbuatan tapi bukan pada waktunya adalah kebodohan. Jika dia mencintaimu , dia tidak akan membawamu kedalam hal-hal yang dilarang Allah. Jika dia laki-laki yang baik. Jika dia mencintaimu , dia akan tetap mencintaimu dalam diamnya , dia tahu bahwa dia tidak akan mengajakmu bersama-sama bermaksiat.Kalian remaja terlalu banyak membuat istilah dan alasan. Padahal intinya sama saja Nak”
Aulia tertunduk , dia sering mendapat teguran yang sama dari teman-temannya , menyadari bahwa selama ini dia menutup telinga menerima kebenaran tentang hal itu , membuat alasan untuk membenarkan diri , menciptakan keadaan untuk mendukung perbuatannya. Tapi,nasihat ibunya seakan Tuhan telah berbicara langsung melalui mulut ibunda.
“Katakan kepada nya , jika dia mencintaimu , halalkan hubungan kalian segera mungkin , jika tidak hentikan saja. Ibu mengasihimu Nak , kelak kamu akan berkeluarga , sebagai perempuan kamu harus teliti dan lebih cerewet , kamu mencari imam , bukan cuma mencari laki-laki. Tidak semua laki-laki itu imam.”,ibu berkata penuh intonasi kelembutan.
“Sungguh yang paling ibu khawatirkan adalah , perbuatan kamu ini , tidak diridhai Allah , amalan yang buruk , ibu khawatir Allah menutup mati telingamu dan hatimu dari nasihat orang-orang , mengunci mati mata hatimu dari melihat kebenaran”
Aulia terhambur langsung memeluk lutut ibunya , menangis dalam pangkuan ibunda. Selebihnya mereka bicara dalam bahasa kasih sayang , Aulia tahu apa yang akan dia lakukan , ibunda tahu apa yang akan di putuskan oleh putri nya tercinta.
Sarah memperhatikan di balik pintu, mendengar kan pembicaraan ibu dan kakaknya.
Sarah tersenyum . . misinya berhasil. Sarah yang sungguh mencintai kakak satu-satunya itu .
Kurniawan Gunadi
semoga temen-temen terbuka kembali pintu pemahaman untuk menerima kebenaran yang datangnya dari Allah , bukan sekedar opini publik :)
 __Source: kurniawangunadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar