Desember 19, 2011

RESENSI



Judul : Yakuza Moon, Memoar Seorang Putri Gangster Jepang
Penulis : Shoko Tendo
Penerjemah : A.S. Laksana
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : 2008
Tebal buku : 252 Halaman

Kehidupan yang di gambarkan dalam kehidupan seorang anak gangster yang hidup dalam masyarakat yakuza di Jepang. Memoar yang hadir ditengah-tengah kita, di tengah-tengah budaya ketimuran. Segelumit persoalan terjadi begitu saja di dalam sejarah panjang seorang yakuza yang tidak lain adalah ayahnya sendiri yang mampu menggerakkan tatanan kehidupan dan dengan angkuhnya dalam masyarakat yang terikat dengan budaya-budaya-budaya jepang.

Sekilas tentang perjalanan hidup yang mengharukan bahkan pemenuhan-pemenuhan makna yang terkandung didalamnya, perjalanan seorang perempuan yang terlahir sebagai putri dari eorang yakuza di jepang yang berhail memenangkanb pergulatan hidup yang keras. Keras akan aturan hidup yang sebenarnya tidak di inginkan, dan terlibat dalam cinta terlarang, urakan, obat-obatan, seks dan mulai di tato sejak usia yang menginjak ke-20.

Dalam sudut pandang yang ingin di jelaskan dalam cerita cinta seorang shoka dan kehidupannya, yang tidak mampu menolak dirnya terjebak sehinnga membuatnya rugi dan seringkali remuk ditangan-tangan orang kasar, seperti Marjeima yang enyak membuat sekujur tubuh Shoko kaku dan bengkak tak berdaya. Yang memperlakukan seorang wanita dengan kasarnya, dilakukannya seperti memperlakukan binatang jalang, dianggap babi atau anjing yang siap melakukan apa saja demi seks. Seks yang menjijikkan tak ada bedanya dengan anjing betina yang menjadi sasaran bahkan rebutan para anjing jantan lainnya.

Cerita cinta bahkan beratnya memandang kehidupan dunia yang begitu berat dan kelam. Syarat akan sebuah makna yang mampu membuat pembaca terenyuh bahkan sesekali akan merasa jijik untuk membacanya. Karena pada awal-awal cerita ini di jelaskan secara mendetail bagaimana kisahnya dengan para lelaki beristri yang mau ditiduri dalam keadaan apapun. Dari mulai hal yang dipaksa maupun dengan kemauan sendiri.

Tidak kan bila novel ini beredar di kalangan masyarakat jepang , aka tetapi untuk hal ini tidak ada dalam ajaran maupun etika adat ketimuran. Hal ini akan dikatakan novel estetik lebih ada karena menggambarkan semua kehidupan yang lalu kelam maupun tidaknya. Namun tidak demikian kenyataan sebenarnya makna yang dapat kita tangkap adalah memandang pahitnya hidup adalah proses panjang menuju lebih baik dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit dengan sejarah lika-liku hidup yang sebenarnya.

Buku ini baik untuk memotivasi diri dalam menjalani perubahan proses yang signifikan lebih baik, beratnya hidup akan selalu digambarkan dengan berbagai keadaan yang tidak selamanya baik bahkan tidak selamanya buruk. Hidup adalah bagaiman cara mengolah rasa sakit.
Jika disudutkan dalam aspek ketimuran buku ini tidak menunjukkna estetika yang di berikan dalam perjalalan bersama Shoko. Buku ini tidak lain hampir sama. Seperti buku-buku porno jika tidak di pandang dengan jaln estetik maupun etika, akan tetapi buku ini mengungkapkan secara gamblang dan jujur mengenai carur-marut kehidupannya dulu dalam bertindak lebih riil. Kita tidak hanya dituntut membaca dari segi negatif saja melainkan segi positif yang ingin disampaikan oleh penulis adalah bagaiman mengolah kata menjadi kalimat-kalimat yang terstruktur dengan hal yang ingin diuraikan secara mendalam

Digambarkan mulai dari masa kanak-kanak hingga ia dewasa, dijelaskan secar runtut dan sistematis dalam pengungkapan bahas-bahas yang lebih jelas dn tidaka awut-awutan. Buku ini ingin mengungkapakan secara jujur bahkan tidak luput dari uraiannya mengenai sejarah panjang hidupnya .

Arti figur Ibu bagi anak-anak yang tumbuh di keluarga yakuza sedikit berbeda dari ibu-ibu dalam keluarga pada umumnya. Ibu yakuza tunduk dan patuh kepada suami kasar yang melakukan apa saja yang Ia inginkan, tetapi anak-anak ia adalah saripati kibuan.

Seperti yang telah di tulis, shoko berasal dari keluarga yakuza. Semula bisnis-bisnis ayahnya sukses dan stabil, tetapi karena dijalankan oleh seorang yakuza, bisnis-bisnis itu akhirnya hancur. Secara alamiah mempunyai pembawaan yang angkuh dan flamboyan.
Kenakalan yang dilakukan oleh shoko menceritakan tentang kenakaln yang dilakukanya sejak sekolah menengah. Semua ditulis secara jelas dan tak kurang sedikitpun dari tulisannya diawali dari masa remajanya yang diungkapnya sendiri dalam novel ini. Pengaruh lingkungan juga sangat mendukung terjadi segala sesuatu yang berhubungan dengan tingkah laku dan bagaimana melanjutkan berbagai kesalahan. Factor utama dapat dipicu dari hal tersebut.

Perlulah kita menyadari bahwa kehidupan yang baik akan membawa da,mpak yang baik menuju masa depan. Buku ini ingin mengajak para pembaca, agar tidak meniru sedikitpun apa yang sudah dialami dalam pengungkapan novel ini, karena pada dasarnya hal yang lebih mudah terseret ke hal-hal yang negative adalah perempuan dan gampang terjerumus dan terpengaruh. Menjaga attitude adalah hal penting untuk kepribadian tanpa disadari itu akan bermanfaat nanin.

Selamat membaca dan menyelami dunia Shoko Tendo secara gamblang, semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar